Seperti di paparkan sebelumnya, Skinhead sangat terkenal akan reputasi kekerasannya, baik di teras sepak bola, di jalanan, atau di manapun Skinhead selalu di asosiasikan dengan kekerasan. Kekerasan ini biasanya mereka lakukan terhadap musuh-musuh budaya mereka seperti Hippies, Greasers, Teds, ataupun Hell Angels, namun yang paling menjadi perhatian nasional adalah kekerasan Skinhead terhadap orang-orang Asia yang hidup di Inggris, terutama imigran asal Pakistan. Hal yang lebih dikenal dengan istilah Paki Bashing atau Paki Aggro ini sangat sering terjadi, di liput besar-besaran oleh media dan bahkan menjadi topik utama yang di bahas antara pemerintah Inggris dan Pakistan saat itu. Padahal kenyataannya bukan hanya orang Pakistan saja yang menjadi korban kekerasan para Skinhead, orang India, Bengali, dan bangsa-bangsa asal Asia lainnya pun menjadi korban dan di beri label Paki.Bentuk kekerasan yang paling umum adalah para Skinhead memukuli para imigran tersebut dalam setiap pertemuan mereka atau merusak toko-toko mereka, dan berbagai tindakan vandalisme lainnnya. Seketika itu juga Skinhead di identikkan dengan Rasisme, lagi-lagi terima kasih kepada media yang dengan suksesnya membunuh karakter budaya ini. Padahal sebenarnya hal itu bukanlah sekedar kekerasan Rasial seperti yang di beritakan oleh media, karena pada kenyataannya bukan hanya Skinhead kulit putih Inggris saja yang melakukan hal tersebut, anak-anak muda keturunan Yunani, anak-anak Ras campuran, bahkan para Skinhead berkulit hitam (Affro Boys) pun ikut terlibat dalam aksi-aksi penyerangan terhadap orang-orang Asia.Yang membuat para Skinhead melakukan penyerangan terhadap mereka adalah karena kebanyakan dari para Imigran ini tidak mau berbaur dan malah menjauhkan diri dari masyarakat Inggris umumnya. Tidak seperti para imigran asal Jamaika yang hidup berdampingan dan berbaur dengan masyarakat Inggris, Orang-orang Asia ini hidupnya sangat eksklusif dan terpisah dari masyarakat ‘negara baru’ mereka. Mereka mempunyai Kafe, Pub dan Bioskop sendiri di mana para Skinhead dan orang-orang kulit putih Inggris tak boleh masuk ke sana. Mereka tidak mau berbahasa Inggris, bersosialisasi hanya dengan sesama mereka dan tak pernah mau menjadi bagian dari masyarakat negara di mana mereka tinggal, jauh berbeda dengan orang-orang Jamaika yang tak sedikit kontribusinya bagi budaya kelas pekerja Inggris, ya….budaya Skinhead. Mereka hanya menjadikan Inggris sebagai tempat mereka bekerja dan mencari uang, lalu mengirimnya kepada keluarga di negara asal mereka. Rasanya tak ada penduduk negara manapun yang mau hidup berdampingan dengan para imigran tak tahu diri seperti itu. Sikap dan tingkah laku para imigran inilah yang menyebabkan para Skinhead marah sehingga terjadi Paki Bashing, jadi bukannya karena warna kulit mereka. Namun apa yang di lakukan para Skinhead itu menjadi hal yang salah ketika pihak lain (sesudah media) ikut campur dan memperkeruh suasana, mereka adalah para Politisi penganut Fasisme.
Adalah Enoch Powell, seorang politisi ambisius dan pembangkang yang memulai catatan hitam dalam sejarah Skinhead ini. Pada April 1968 ia berpidato di depan majelis perwakilan tinggi Inggris, dan pidato yang berjudul Rivers of Blood itu membuatnya kehilangan posisinya di kabinet. Pidato tersebut berisi pengecaman dan sentimental Rasisme secara langsung terhadap para imigran kulit berwarna. Enoch mengatakan bahwa para imigran kulit berwarna dari Jamaika, Afrika dan Asia lah yang harus di salahkan atas permasalahan langkanya pekerjaan dan perumahan di Inggris saat itu. Ia menerangkan dengan berapi-api bahwa mereka adalah saingan bagi penduduk asli Inggris dalam mencari penghidupan dan perumahan, sedangkan mereka tidaklah punya hak di negeri itu. Ia menyerukan agar segera di adakan penngusiran besar-besaran terhadap para imigran asal Jamaika, Afrika dan Asia tersebut. Rivers of Blood mungkin saja membuat Enoch di kucilkan dari kancah perpolitikan Inggris, namun pidato tersebut mendapatkan sambutan hangat dari sebagian besar masyarakat Inggris terutama kelas pekerja yang merasakan langsung akibat dari membanjirnya imigran saat itu. Ia menarik simpati sepuluh ribu orang yang berdemo di depan gedung parlemen Inggris, menyatakan dukungan mereka tehadap Enoch. Dalam waktu singkat tiba-tiba saja Enoch menjadi idola baru kelas pekerja terutama di kalangan kaum mudanya, ya… Enoch adalah pahlawan bagi beberapa Skinhead saat itu dan merekalah yang mewujudkan ide-ide Enoch di jalanan. Namun saat itu mereka belumlah menjadi pendukung aktif nya Enoch, kebanyakan Skinhead saat itu tak tertarik dengan politik terorganisasi, kebanyakan bahkan belum mempunyai hak pilih, sebagian lagi lebih memilih partai buruh, partai Torries bahkan partai liberal saat pemilihan umum.
Di kucilkan dari kancah perpolitikan tidaklah membuat Enoch menyerah, dengan bermodalkan kepopuleran dirinya di kalangan sebagian besar kelas pekerja, ia mendirikan sebuah partai bernama National Front. Partai yang berlandaskan pada ideologi Ultra Nasionalisme atau Fasisme ini menjadi kendaraannya untuk menjadi oposisi pemerintahan dan mewujudkan mimpinya akan superioritas kulit putih Inggris terhadap imigran kulit berwarna. Namun secara umum tak banyak orang yang menanggapi Enoch dan NF secara serius di tahun-tahun akhir dekade 60-an, tapi pada pertengahan dekade 70-an populeritas NF mencapai puncaknya, partai ini mendapatkan 250 ribu suara dalam pemilihan lokal tahun 1977. Beberapa kalangan memprediksi bahwa NF akan menjadi kekuatan pengganti partai Liberal yang saat itu menjadi partai politik ke tiga terbesar di Inggris sesudah partai buruh dan partai konservatif. Seperti halnya partai-partai politik lainnya NF pun mengincar suara dari kaum muda, dan yang menjadi incaran mereka saat itu adalah para Skinhead. Hal tersebut karena mereka memandang Skinhead adalah kaum yang tepat untuk di jadikan pejuang-pejuang utama yang maju di garis depan memperjuangkan ide-ide politik mereka. Mereka tertarik dengan reputasi kekerasan Skinhead, di tambah latar belakang mereka sebagai kelas pekerja yang tentunya dengan mudah termakan agitasi dan propaganda NF tentang imigran kulit berwarna. Keras, militan, dan berlatar belakang kelas pekerja, ya….Skinhead adalah target yang sangat tepat untuk di jadikan sasaran perekrutan NF. Segera saja NF dengan licik merubah isu kemiskinan yang sebenarnya adalah isu klasik tentang pertentangan kelas menjadi isu kebencian rasial. Mereka melimpahkan kemiskinan yang sebenarnya terjadi sebagai akibat dari bobroknya sistem pemerintahan Margareth Tatcher kepada imigran kulit berwarna, persis seperti yang dulu di lakukuan Hitler di Jerman terhadap orang Yahudi. Keadaan pun sangat memungkinkan hal itu terjadi, era 70-an adalah era kekacauan yang merupakan akumulasi dari kesalahan yang terjadi di era-era sebelumnya, hal ini di perkuat dengan kemunculan gelombang Punk di Inggris, yang bermuara pada ketidakpuasan kaum muda terhadap keadaan saat itu. Permasalahan sosial di akhir 70-an pun lebih kompleks ketimbang di era sebelumnya, anak-anak muda saat itu frustasi dengan kenyataan hidup, mereka bingung apa yang harus di lakukan saat lulus sekolah karena lapangan pekerjaan yang semakin sempit, hal itulah yang membuat mereka manjadi lebih agresif dan merupakan sasaran empuk bagi NF. Lalu di tahun 1977 berdirilah organisasi bernama Young National Front, sebuah organisasi bawahan NF yang mengkhususkan diri untuk menampung para Skinhead yang tertarik dengan ide-ide NF. Media lagi-lagi ikut campur, mereka dengan seenaknya mengasosiasikan semua Skinhead dangan NF, tanpa menjelaskan bahwa banyak juga Skinhead yang menentang habis-habisan ide NF dan bergabung dengan Anti Nazi League, atau bahkan ada juga Skinhead yang tak mau terlibat masalah tersebut. Terlebih lagi pada kenyataaanya bukan hanya Skinhead yang menjadi simpatisan NF, Punks, Teds, Mods bahkan orang-orang biasa pun banyak yang menjadi simpatisan partai ini.
NF dan segala agitasinya semakin menggila dengan slogan-slogannya seperti ‘jika mereka berkulit hitam, kirim mereka pulang!!!’ dan menetapkan garis perjuangan baru yang lebih radikal dari sebelumnya, yaitu:
1. Negara Inggris hanyalah untuk orang Inggris, hentikan imigrasi…!!!
2. Lapangan pekerjaan di Inggris hanyalah untuk pekerja Inggris saja.
3. Hancurkan IRA (tentara rakyat Irlandia Utara yang memberontak pada kerajaan Inggris)
4. Menyerukan agar Inggris keluar dari common market (pasar bersama Inggris dan negara-negara bekas jajahannya)
5. Hentikan bantuan bagi negara-negara lain, bangun perumahan dan sarana kesehatan bagi masyarakat Inggris.
6. Hancurkan Komunisme.
Benar-benar janji dan seruan yang bermuara pada mimpi-mimpi kosong demi mencapai tujuan politik sekelompak elit di NF, mustahil hal itu terwujud jika NF berhasil menjadi partai yang bekuasa sekalipun, karena ‘pada akhirnya kelas pekerja lah yang menjadi pecundang tak peduli siapapun yang memerintah’. Semua propaganda itu di publikasikan melalui sebuah koran bernama Bulldog yang terbit setiap bulan. Dengan Enoch sebagai ketua partai, Bulldog sebagai alat propaganda, dan para Skinhead anggota YNF yang siap bertarung di jalan-jalan membela garis politik NF, partai ini menjadi ancaman baru di kancah percaturan politik Inggris. Ironisnya reputasi buruk Skinhead akan tindak kekerasan yang sejak dulu melekat justru membuat orang-orang awam berpaling dari NF, suara partai ini merosot tajam pada pemilihan umum tahun1979. Para petinggi NF sadar kalau mereka salah langkah dengan merekrut para Skinhead, Skinhead pun tiba-tiba menjadi anak tiri di partai tersebut. Ketertarikan Skinhead terhadap NF pun semakin jauh berkurang, karena terungkap bahwa banyak petinggi NF yang homosexual, (sebuah hal yang di benci Skinhead secara turun temurun karena ide kebebasan orientasi sex yang sebenarnya berasal dari ideologi para hippies, musuh budaya Skinhead). Terlebih lagi karena saat itu bermunculan organisasi yang lebih radikal daripada NF, di antaranya adalah British Movement, Anti Paki League, atau organisasi setengah militer seperti Section 88 dan National Socialist Action Party. British Movement adalah yang paling besar dari semuanya, dengan anggota mencapai 8000 orang. BM adalah organisasi pertama yang secara terbuka mengakui kalau mereka menganut Fasisme dan ideologi nasional sosialis, ini adalah organisasi yang jauh lebih radikal daripada NF karena kebanyakan anggotanya lebih tertarik untuk aksi langsung di jalanan ketimbang ikut dalam percaturan politik.
Dengan masuknya ideologi Fasisme, nasional sosialisme, dan merebaknya sentimen anti kulit berwarna membuat Skinhead semakin jauh dari akar budayanya. Fakta sejarah membuktikan politik dalam bentuk apapun tak akan pernah memberikan keuntungan pada budaya Skinhead. Apapun alasannya tidaklah masuk akal jika seorang Skinhead menganut Nazi-isme, dan menjadi seorang Rasis. Tak mungkin seorang penganut budaya yang berasal dari budaya orang kulit hitam menjadi orang yang membenci kulit hitam dan kulit berwarna lainnya. ‘Tak akan ada yang namanya Skinhead di dunia ini tanpa campur tangan orang-orang kulit hitam’. Skinhead berhutang besar pada orang-orang seperti Laurel Aitken, Desmond Dekker, Derrick Morgan dan segudang artis kulit hitam Jamaika lainnya, merekalah yang membidani dan membentuk budaya Skinhead di masa-masa awal prerkembangan budaya ini. Benar jika di katakan seseorang bebas memilih pandangan dan afiliasi politiknya, namun hal itu tidak berlaku bagi seorang Skinhead, karena ketika kau memproklamirkan bahwa kau adalah seorang Skinhead, maka di saat yang sama kau telah memproklamirkan dirimu sebagai seorang Anti-Fasis / Rasis. ‘Setuju atau tidak setuju kau tidak bisa menjadi seorang Skinhead sejati jika kau adalah seorang Fasis, Rasis ataupun seorang Nasional Sosialis, kau tidak lebih dari sekedar orang tertolol di dunia jika kau tetap merasa menjadi seorang Skinhead tapi pada saat yang sama kau adalah seorang penganut ideologi-ideologi tersebut’. Menjadi seorang Nazi bukanlah sebuah pilihan bagi seorang Skinhead, itu adalah sebuah kesalahan besar…, pengingkaran dan penghinaan berat terhadap akar budaya yang kau anut dan kau banggakan, ingat hal itu…..!!!!
Adalah Enoch Powell, seorang politisi ambisius dan pembangkang yang memulai catatan hitam dalam sejarah Skinhead ini. Pada April 1968 ia berpidato di depan majelis perwakilan tinggi Inggris, dan pidato yang berjudul Rivers of Blood itu membuatnya kehilangan posisinya di kabinet. Pidato tersebut berisi pengecaman dan sentimental Rasisme secara langsung terhadap para imigran kulit berwarna. Enoch mengatakan bahwa para imigran kulit berwarna dari Jamaika, Afrika dan Asia lah yang harus di salahkan atas permasalahan langkanya pekerjaan dan perumahan di Inggris saat itu. Ia menerangkan dengan berapi-api bahwa mereka adalah saingan bagi penduduk asli Inggris dalam mencari penghidupan dan perumahan, sedangkan mereka tidaklah punya hak di negeri itu. Ia menyerukan agar segera di adakan penngusiran besar-besaran terhadap para imigran asal Jamaika, Afrika dan Asia tersebut. Rivers of Blood mungkin saja membuat Enoch di kucilkan dari kancah perpolitikan Inggris, namun pidato tersebut mendapatkan sambutan hangat dari sebagian besar masyarakat Inggris terutama kelas pekerja yang merasakan langsung akibat dari membanjirnya imigran saat itu. Ia menarik simpati sepuluh ribu orang yang berdemo di depan gedung parlemen Inggris, menyatakan dukungan mereka tehadap Enoch. Dalam waktu singkat tiba-tiba saja Enoch menjadi idola baru kelas pekerja terutama di kalangan kaum mudanya, ya… Enoch adalah pahlawan bagi beberapa Skinhead saat itu dan merekalah yang mewujudkan ide-ide Enoch di jalanan. Namun saat itu mereka belumlah menjadi pendukung aktif nya Enoch, kebanyakan Skinhead saat itu tak tertarik dengan politik terorganisasi, kebanyakan bahkan belum mempunyai hak pilih, sebagian lagi lebih memilih partai buruh, partai Torries bahkan partai liberal saat pemilihan umum.
Di kucilkan dari kancah perpolitikan tidaklah membuat Enoch menyerah, dengan bermodalkan kepopuleran dirinya di kalangan sebagian besar kelas pekerja, ia mendirikan sebuah partai bernama National Front. Partai yang berlandaskan pada ideologi Ultra Nasionalisme atau Fasisme ini menjadi kendaraannya untuk menjadi oposisi pemerintahan dan mewujudkan mimpinya akan superioritas kulit putih Inggris terhadap imigran kulit berwarna. Namun secara umum tak banyak orang yang menanggapi Enoch dan NF secara serius di tahun-tahun akhir dekade 60-an, tapi pada pertengahan dekade 70-an populeritas NF mencapai puncaknya, partai ini mendapatkan 250 ribu suara dalam pemilihan lokal tahun 1977. Beberapa kalangan memprediksi bahwa NF akan menjadi kekuatan pengganti partai Liberal yang saat itu menjadi partai politik ke tiga terbesar di Inggris sesudah partai buruh dan partai konservatif. Seperti halnya partai-partai politik lainnya NF pun mengincar suara dari kaum muda, dan yang menjadi incaran mereka saat itu adalah para Skinhead. Hal tersebut karena mereka memandang Skinhead adalah kaum yang tepat untuk di jadikan pejuang-pejuang utama yang maju di garis depan memperjuangkan ide-ide politik mereka. Mereka tertarik dengan reputasi kekerasan Skinhead, di tambah latar belakang mereka sebagai kelas pekerja yang tentunya dengan mudah termakan agitasi dan propaganda NF tentang imigran kulit berwarna. Keras, militan, dan berlatar belakang kelas pekerja, ya….Skinhead adalah target yang sangat tepat untuk di jadikan sasaran perekrutan NF. Segera saja NF dengan licik merubah isu kemiskinan yang sebenarnya adalah isu klasik tentang pertentangan kelas menjadi isu kebencian rasial. Mereka melimpahkan kemiskinan yang sebenarnya terjadi sebagai akibat dari bobroknya sistem pemerintahan Margareth Tatcher kepada imigran kulit berwarna, persis seperti yang dulu di lakukuan Hitler di Jerman terhadap orang Yahudi. Keadaan pun sangat memungkinkan hal itu terjadi, era 70-an adalah era kekacauan yang merupakan akumulasi dari kesalahan yang terjadi di era-era sebelumnya, hal ini di perkuat dengan kemunculan gelombang Punk di Inggris, yang bermuara pada ketidakpuasan kaum muda terhadap keadaan saat itu. Permasalahan sosial di akhir 70-an pun lebih kompleks ketimbang di era sebelumnya, anak-anak muda saat itu frustasi dengan kenyataan hidup, mereka bingung apa yang harus di lakukan saat lulus sekolah karena lapangan pekerjaan yang semakin sempit, hal itulah yang membuat mereka manjadi lebih agresif dan merupakan sasaran empuk bagi NF. Lalu di tahun 1977 berdirilah organisasi bernama Young National Front, sebuah organisasi bawahan NF yang mengkhususkan diri untuk menampung para Skinhead yang tertarik dengan ide-ide NF. Media lagi-lagi ikut campur, mereka dengan seenaknya mengasosiasikan semua Skinhead dangan NF, tanpa menjelaskan bahwa banyak juga Skinhead yang menentang habis-habisan ide NF dan bergabung dengan Anti Nazi League, atau bahkan ada juga Skinhead yang tak mau terlibat masalah tersebut. Terlebih lagi pada kenyataaanya bukan hanya Skinhead yang menjadi simpatisan NF, Punks, Teds, Mods bahkan orang-orang biasa pun banyak yang menjadi simpatisan partai ini.
NF dan segala agitasinya semakin menggila dengan slogan-slogannya seperti ‘jika mereka berkulit hitam, kirim mereka pulang!!!’ dan menetapkan garis perjuangan baru yang lebih radikal dari sebelumnya, yaitu:
1. Negara Inggris hanyalah untuk orang Inggris, hentikan imigrasi…!!!
2. Lapangan pekerjaan di Inggris hanyalah untuk pekerja Inggris saja.
3. Hancurkan IRA (tentara rakyat Irlandia Utara yang memberontak pada kerajaan Inggris)
4. Menyerukan agar Inggris keluar dari common market (pasar bersama Inggris dan negara-negara bekas jajahannya)
5. Hentikan bantuan bagi negara-negara lain, bangun perumahan dan sarana kesehatan bagi masyarakat Inggris.
6. Hancurkan Komunisme.
Benar-benar janji dan seruan yang bermuara pada mimpi-mimpi kosong demi mencapai tujuan politik sekelompak elit di NF, mustahil hal itu terwujud jika NF berhasil menjadi partai yang bekuasa sekalipun, karena ‘pada akhirnya kelas pekerja lah yang menjadi pecundang tak peduli siapapun yang memerintah’. Semua propaganda itu di publikasikan melalui sebuah koran bernama Bulldog yang terbit setiap bulan. Dengan Enoch sebagai ketua partai, Bulldog sebagai alat propaganda, dan para Skinhead anggota YNF yang siap bertarung di jalan-jalan membela garis politik NF, partai ini menjadi ancaman baru di kancah percaturan politik Inggris. Ironisnya reputasi buruk Skinhead akan tindak kekerasan yang sejak dulu melekat justru membuat orang-orang awam berpaling dari NF, suara partai ini merosot tajam pada pemilihan umum tahun1979. Para petinggi NF sadar kalau mereka salah langkah dengan merekrut para Skinhead, Skinhead pun tiba-tiba menjadi anak tiri di partai tersebut. Ketertarikan Skinhead terhadap NF pun semakin jauh berkurang, karena terungkap bahwa banyak petinggi NF yang homosexual, (sebuah hal yang di benci Skinhead secara turun temurun karena ide kebebasan orientasi sex yang sebenarnya berasal dari ideologi para hippies, musuh budaya Skinhead). Terlebih lagi karena saat itu bermunculan organisasi yang lebih radikal daripada NF, di antaranya adalah British Movement, Anti Paki League, atau organisasi setengah militer seperti Section 88 dan National Socialist Action Party. British Movement adalah yang paling besar dari semuanya, dengan anggota mencapai 8000 orang. BM adalah organisasi pertama yang secara terbuka mengakui kalau mereka menganut Fasisme dan ideologi nasional sosialis, ini adalah organisasi yang jauh lebih radikal daripada NF karena kebanyakan anggotanya lebih tertarik untuk aksi langsung di jalanan ketimbang ikut dalam percaturan politik.
Dengan masuknya ideologi Fasisme, nasional sosialisme, dan merebaknya sentimen anti kulit berwarna membuat Skinhead semakin jauh dari akar budayanya. Fakta sejarah membuktikan politik dalam bentuk apapun tak akan pernah memberikan keuntungan pada budaya Skinhead. Apapun alasannya tidaklah masuk akal jika seorang Skinhead menganut Nazi-isme, dan menjadi seorang Rasis. Tak mungkin seorang penganut budaya yang berasal dari budaya orang kulit hitam menjadi orang yang membenci kulit hitam dan kulit berwarna lainnya. ‘Tak akan ada yang namanya Skinhead di dunia ini tanpa campur tangan orang-orang kulit hitam’. Skinhead berhutang besar pada orang-orang seperti Laurel Aitken, Desmond Dekker, Derrick Morgan dan segudang artis kulit hitam Jamaika lainnya, merekalah yang membidani dan membentuk budaya Skinhead di masa-masa awal prerkembangan budaya ini. Benar jika di katakan seseorang bebas memilih pandangan dan afiliasi politiknya, namun hal itu tidak berlaku bagi seorang Skinhead, karena ketika kau memproklamirkan bahwa kau adalah seorang Skinhead, maka di saat yang sama kau telah memproklamirkan dirimu sebagai seorang Anti-Fasis / Rasis. ‘Setuju atau tidak setuju kau tidak bisa menjadi seorang Skinhead sejati jika kau adalah seorang Fasis, Rasis ataupun seorang Nasional Sosialis, kau tidak lebih dari sekedar orang tertolol di dunia jika kau tetap merasa menjadi seorang Skinhead tapi pada saat yang sama kau adalah seorang penganut ideologi-ideologi tersebut’. Menjadi seorang Nazi bukanlah sebuah pilihan bagi seorang Skinhead, itu adalah sebuah kesalahan besar…, pengingkaran dan penghinaan berat terhadap akar budaya yang kau anut dan kau banggakan, ingat hal itu…..!!!!
*Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar